Selalu ada kesulitan dalam setiap kesempatan, dan selalu ada kesempatan dalam setiap kesulitan.
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. (Q.S. al-Insyirah : 6)

Wednesday, March 20, 2013

MATERI PEMBELAJARAN / BAHAN AJAR MENURUT SURAT AL ALAQ 1-5


Ayat pertama dari al-Qur’an memerintahkan kepada ummat manusia melalui Rasulullah untuk membaca. Iqra sebuah perintah tekstual yang memiliki cakupan dan pengaruh yang sangat luas. Perintah membaca dalam surat al-Alaq ini diulangi 2 kali. Pengulangan tersebut sebagai penegasan terhadap arti pentingya membaca disamping itu untuk meningkatkan minat baca dengan motivasi bahwa orang yang membaca akan mencapai derajat terpuji.

Membaca adalah kunci bagi kebutuhan hidup. Dia adalah konsep hidup itu sendiri. Maka, adalah terlalu mengecilkan fungsi “membaca” jika ia hanya diletakkan sebagai “hobi”. Seumpama kebutuhan hidup yang lain, adakah yang menyebut aktifitas makan dan minum sebagai hobi? Yang pasti, Malaikat tentu tidak sekadar menyampaikan sebuah hobi bukan?. Malaikat menyampaikan  iqra justru sebelum menjelaskan inti missi soal kenabian, soal agama baru, termasuk soal jatidirinya sebagai Malaikat. Ini menunjukkan betapa penting makna iqra sebagai konsep hidup. Padahal Rasulullah itu ummy (buta huruf), dan ternyata, dalam ke-ummian-nya, Malaikat juga tidak memulai menyampaikan topik akhlaq misalnya, kompetensi utama yang dimiliki oleh Muhammad SAW kala itu.
Membaca dalam ayat tersebut memiliki arti yang luas. Disamping perintah untuk membaca ayat-ayat Qauliyah, membaca disitu juga dimaksudkan untuk mengamati ayat-ayat kauniyah yakni alam dan segala isinya. Dengan membaca tanda-tanda (Qur’an, alam dan manusia sendiri) diharapkan manusia dapat mengenal dan menghayati eksistensi Tuhannya.  Membaca merupakan sarana pembelajaran manusia untuk dapat mendalami kualitas dirinya sehingga ia dapat menjaga perannya sebagai khalifah di bumi. Anjuran membaca yang tertuang dalam kata iqro’ bersifat edukatif. Yang mana pendidikan menjadi anjuran utama dalam membentuk kesempurnaan diri. Adapun kalimat bis ismi robbikal lazii kholak menuai makna trasendensi yang menjadi penopang segala aktifitas makhluk. 
Demikian besar manfaat membaca yang dijanjikan Allah dalam ayat ke 3 surat al-Alaq ini ; anugrah ilmu pengetahuan, wawasan, pemahaman, kearifan, kebijaksanaan dan lain-lain yang merupakan ciri-ciri kemuliaan yang terpancar dari kemulaiaan Allah “wa rabbukal akram”.
Dalam Surat al-Alaq 1-5 ini betapa Allah SWT. sangat apresiatif terhadap ilmu pengetahuan. Dia memberi isyarat pentingnya manusia untuk belajar membaca dan menulis dan menganalisa dari segala yang ada ini dengan diberi potensi akal sebagai pisau pengasahnya. Dengan membaca dan menulis, manusia akan eksis menjadi khalifah di bumi sebagaimana yang dijanjikan-Nya. Dengan diawali membaca, menulis dan selanjutnya mengetahui jagat raya dan dibalik semuanya, kemudian manusia beriman, disinilah baru nampak kedudukan manusia yang tinggi, sebagaimana Allah SWT. berfirman:

 Niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S. Al-Mujaadilah: 11)
Dalam surat az-Zumar ayat 9 Allah menegaskan bahwa kedudukan orang yang berilmu tidak sama dengan orang yang tidak berilmu. Firman Allah SWT:
Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.(Q.S. Az-Zumar : 9)

Dalam suatu riwayat Rasulullah Saw bersabda :
مَنْ خَرَجَ فِى طَلَبِ الْعِلمِ فَهُوَ فِى سَبِيْلِ اللهِ حَتَّى يَرْجِعَ ( رواه الترمذي)
Artinya :
Siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka berarti dia berjuang di jalan Allah sampai dia kembali (H.R. At-Tirmizi)

Nabi Muhammad yang ummiy dan hidup di tengah-tengah budaya jahiliyyah diseru oleh Tuhannya pertama kali dengan membaca, menela’ah, meneliti serta memperhatikan seluruh dimensi-dimensi kehidupan yang ada. Sehingga jelaslah bahwa al-Quran dan Islam dalam garis yang lebih luas memperhatikan perihal membaca dalam konteks belajar, guna pengembangan ilmu pengetahuan, kebudayaan dan peradaban umat manusia secara umumnya.
Secara eksplisit materi belajar tergambar dalam Surat al-'Alaq ayat I dan 3 (membaca), ayat 4 (menulis), dan ayat 2 (mengenal diri melalui proses penciptaan secara biologis). 
1.    Membaca. Membaca merupakan materi pertama yang disebutkan di dalam Surat al-'Alaq. Meskipun surat itu tidak menegaskan urutan materi pendidikan, dengan dicantumkannya 'membaca' pada urutan pertama tergambar di benak kita bahwa materi tersebut harus pertama kali diberikan kepada peserta didik sebelum mengajarkan yang lainnya. Hal ini sesuai dengan perkembangan daya serap dan jiwa mereka. Kondisi ini sesuai pula dengan penegasan Allah di dalam Surat an-Nahl ayat 78 bahwa manusia dianugerahi tiga potensi, yaitu pendengaran, penglihatan, dan perasaan (hati).
2.    Menulis. Dalam ayat 4 surat al-Alaq kata yang digunakan, yakni qalam adalah alat tetapi yang dimaksud adalah penggunaan alat tersebut, yakni tulisan. Pengertian ini ditarik karena sulit digambarkan bagaimana pena yang merupakan alat yang dapat digunakan sebagai pengajaran. Pemilihan kata qalam, sebagai sebagai pengganti kata kitabah yang berarti tulisan di samping untuk penyesuaian akhir kata ayat ini dengan akhir kata ayat sebelum dan sesudahnya, juga untuk menggambarkan pentingnya peranan alat tulis, baik yang sederhana maupun yang canggih. Dengan kalam dan pena , Allah sudah menunjukkan suatu media komunikasi , sehingga manusia dapat berhubungan satu sama lain melalui media tulisan. Tanpa kalam tersebut tidak mungkin Nabi SAW dan para sahabatnya serta para pengikutnya dapat menyebarluaskan ajaran al-Qur’an dan sunnah kepada orang lain. Hanya melalui perantaraan kalam inilah ajaran islam dapat tersebar luas dengan cepat dan dan meluas.
3.   Diri manusia itu sendiri. Manusia perintahkan untuk mengenali dirinya sendiri dari apa dia diciptakan, bagaimana proses penciptaan, untuk apa dia diciptakan, dari mana manusia itu datang, kemana yang hendak dia tuju dan sedang dimana dia sekarang. Hal ini tersirat dalam ayat kedua surat al-Alaq
4.      Apa saja yang ada di alam. Apa saja yang dapat di jangkau oleh pemikiran manusia di dalam kehidupannya merupakan materi belajar, sebab dalam surat al Alaq Allah tidak memberikan batasan apa yang harus dibaca dan di pelajari manusia melainkan Allah memerintahkan secara umum. Artinya manusia harus membaca ciptaan Allah baik yang bersifat qauliyah ataupun yang bersifat qauniyah

No comments: